Organisasi LDII pertama kali berdiri pada tahun 1972 dengan nama Yayasan
Lembaga Karyawan Islam (YAKARI). Pada Musyawarah Besar (Mubes) tahun
1981 namanya diganti menjadi Lembaga Karyawan Islam (LEMKARI), dan pada
Mubes tahun 1990 sesuai arahan Jenderal Rudini sebagai Menteri Dalam
Negeri (Mendagri) waktu itu, nama LEMKARI yang sama dengan akronim
Lembaga Karate-Do Indonesia diubah menjadi Lembaga Dakwah Islam
Indonesia (LDII).
benarkah LDII sebagai penerus gerakan Islam Jama'ah?
Tidak
benar. LDII adalah ormas Islam yang besar dengan latar belakang warga
yang sangat beragam, dalam bidang pendidikan, profesi, status sosial
maupun aspirasi kelompok keagamannya, termasuk mereka yang dulunya
”dianggap” melaksanakan ajaran Islam Jama’ah.
Adanya orang-orang
yang dianggap mantan Islam Jama’ah inilah yang kemudian menimbulkan
citra seolah-olah LDII ini sebagai penerus Islam Jama’ah.
BENARKAH WARGA LDII TIDAK MAU BERMAKMUM PADA ORANG SELAIN LDII?
Tidak
benar. Penetapan Imam sholat mengikuti tuntunan Rosululloh SAW: ”Yang
berhak mengimami kaum adalah yang paling mahir di dalam membaca
Al-Qur’an, jika dalam hal ini sama semua maka yang paling dahulu
hijrahnya, jika dalam hal ini sama semua, maka yang paling banyak
mengetahui sunnahnya, jika dalam hal ini mereka sama semua maka yang
paling tua usianya”. Contoh yang nyata adalah pada saat ibadah haji. Di
Makkah warga LDII sholat di belakang Imam Masjidil Harom. Di Madinah
warga LDII sholat di belakang Imam Masjid Nabawi. Begitu juga di
masjid-masjid lainnya.
BENARKAH WARGA LDII TIDAK MAU SHOLAT DIMASJID SELAIN LDII?
Tidak
benar. Warga LDII selalu berusaha tertib dalam menetapi sholat lima
waktu, dalam rangka menetapi firman Allah: ”Jagalah waktu-waktu sholat
dan sholat yang tengah (Asar)”. Untuk menetapi kewajiban sholat lima
waktu tersebut, warga LDII dapat melaksanakan ibadah sholat di masjid,
di musholla, atau di tempat ibadah lainnya. Adapun jika di lokasi
terdekat ada masjid LDII, tentunya wajar saja jika warga LDII tersebut
lebih memilih pergi ke masjid LDII. Hal tersebut semata-mata disebabkan
karena di masjid LDII tersebut dapat diperoleh informasi-informasi
mengenai kegiatan organisasi, sekaligus silaturohim dan menambah ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar